Hai semuanya, artikel kali ini akan membahas tentang Class Representative/perwakilan kelas/ketua kelas yang ada di sekolah Jepang.
Nah, semuanya tentu sudah tahu dong apa itu ketua kelas? orang yang ditunjuk untuk menjadi perwakilan kelas.
Sekolah-sekolah di Indonesia, ketua kelas biasanya dipilih melalui voting di antara murid di kelas itu untuk memilih 1 ketua dan 1 wakil ketua kelas. Tapi anehnya, sangat jarang ada anak sekolah yang ingin menjadi ketua kelas, biasanya saling menunjuk teman sendiri agar jadi ketua kelas. Sedangkan yang sebenarnya ingin jadi ketua kelas, biasanya diam karena malu mengajukan diri.
Kenapa ya? Oh, ternyata ketua kelas kadang tidak disukai teman sekelas karena tugasnya suka melapor ke guru kalau ada yang ribut atau nakal. Biasanya yang ribut namanya dicatat lalu nanti diberikan ke guru kelas. Selain itu ketua kelas sering diibaratkan kerja gratis tanpa upah, karena suka disuruh-suruh guru.
Nah, bagaimana dengan ketua kelas di sekolah Jepang?
Sistem Pemilihan Perwakilan Kelas di Sekolah Jepang
Pemilihan Ketua Kelas di Sekolah Jepang berbeda-beda tergantung sekolahnya. Ada beberapa cara pemilihan ketua kelas yang biasanya dilakukan.
- Melalui penunjukkan langsung oleh Guru kelas
- Melalui voting siswa
- Murid dengan nilai raport tertinggi
- Rotasi siswa
Lalu dimana bedanya dengan ketua kelas di Indonesia? nah, pada beberapa sekolah ada yang ketua kelasnya mirip-mirip dengan ketua kelas di Indonesia. Tapi ada juga yang berbeda untuk beberapa sekolah.
Pada beberapa sekolah, perwakilan kelas tidak dipegang oleh satu orang. Ada yang menggunakan sistem rotasi, jadi hari ini si A jadi perwakilan kelas, besok si B, dan besoknya si C, begitu seterusnya.
Selain itu ada juga sekolah yang menetapkan perwakilan kelas untuk tiap subject (mata pelajaran), jadi setiap mata pelajaran ada siswa yang bertanggung jawab untuk satu mata pelajaran. Tugasnya yaitu mencari guru pengajar dan bertanya mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan serta apa saja yang dibutuhkan. Biasanya ini terjadi di bangku SMP tapi jarang ada di bangku SMA.
Nah, itulah sedikit perbedaan antara ketua kelas di Indonesia dan di Jepang.
